Friday, January 1, 2010

La Taksal Saudariku

Dituju khas kepada Puteri Sakinah....


Salah satu tanda bergantung pada amal adalah
berkurangnya harapan tatkala gagal.

Keinginanmu untuk lepas dari urusan duniawi,
padahal Allah membekalkanmu dengan sarana penghidupan,
adalah syahwat yang samar.
Sedangkan keinginanmu untuk mendapatkan sarana penghidupan,
padahal Allah telah melepaskanmu dari urusan duniawi,
adalah suatu kemunduran dari cita-cita yang luhur.

Semangat tak akan mampu menembusi benteng takdir.

Istirahatkan dirimu dari mengatur urusanmu, 
 kerana segala yang telah diurus oleh “Selainmu”, 
tak perlu engkau turut mengurusnya.

Kesungguhanmu mengejar apa yang sudah dijamin untukmu 
dan kelalaianmu melaksanakan apa yang dituntut darimu, 
adalah bukti dari rabunnya mata batinmu.

Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan, 
janganlah membuatmu berpatah harapan. 
Allah menjamin pengabulan sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu, 
bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, 
dan pada saat yang Dia kehendaki, 
bukan pada waktu yang engkau ingini.

Tak terjadinya sesuatu yang dijanjikan, padahal waktunya telah tiba, 
janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu.
Supaya, 
yang demikian tidak mengaburkan pandangan mata batinmu 
dan memadamkan cahaya relung hatimu. 

Jika Allah membukakan pintu makrifat bagimu, 
jangan hiraukan mengapa itu terjadi sementara amalmu amat sedikit. 
Allah membukakannya bagimu hanyalah kerana 
Dia ingin memperkenalkan DiriNya kepadamu. 
Tidakkah engkau mengerti; 
bahwa makrifat itu adalah anugerah-Nya kepadamu, 
sedangkan amal adalah pemberianmu? 
Maka betapa besar perbezaan 
antara persembahanmu kepada Allah 
dan kurniaNya kepadamu!

Amal itu kerangka yang mati,
dan rohnya ialah keikhlasan yang ada padanya. 

Amal itu beragam
lantaran beragamnya keadaan yang menimpa hati. 

Pendamlah wujudmu dalam “tanah” tak dikenal,
kerana sesuatu yang tumbuh
dari benih yang tak ditanam (terlebih dahulu),
buahnya tiada sempurna.

Bagaimana hati dapat bersinar 
sementara gambar dunia terlukis dalam cerminnya,
Atau, bagaimana hati bisa berangkat menuju Allah 
kalau ia masih terbelenggu dengan syahwatnya.
Atau, bagaimana hati akan khusyuk menghadap ke hadirat Allah 
bila ia belum suci dari “janabah” kelalaiannya? 
Atau, bagaimana hati mampu memahami kedalaman misteri ghaib 
padahal ia belum bertaubat dari kesalahannya?

Tiada yang berguna bagi kalbu
sebagaimana uzlah untuk memasuki medan perenungan…
……

Ibnu ‘Atthailah as-Sakandari
Kitab Al-Hikam: Rampai Hikmah Ibnu ‘Atthailah


Dari sahabatmu,
Serikandi Islam

No comments:


"Manusia itu umpama musafir yg sedang dlm perjalanan jauh,,, berhenti ia disepohon pokok yg rendang (yaitu dunia) lalu lalai dan leka ia berehat disitu (perkara2 didunia),, sehingga dia melupakan tujuan asalnya (menuju ke akhirat yg kekal abadi),,"

Seni adalah tiruan daripada keindahan dan sumber keindahan ialah Allah yang dapat disaksikan bekasnya di dalam alam ini,dipandang dan direnung oleh hati sanubari yang fana di dalam cinta dan baqa lantaran makrifat.

Keikhlasan itu umpama seekor semut hitam... di atas batu hitam.... dimalam yang amat kelam.... ianya wujud, tapi amat sukar dilihat.......Jangan tertipu dengan terangnya bulan, kerana disebalik terang itu banyak kegelapannya............